Hewan-Hewan
yang Terancam Punah
Elang
Jawa
Elang Jawa
(Spizaetus bartelsi) merupakan salah satu jenis burung pemangsa terlangka di
dunia. Berdasarkan data termutakhir dari IUCN, Elang Jawa telah dimasukan dalam
kategori Endangered atau “Bahaya”. Karena kemiripannya dengan lambang Negara,
Elang Jawa disebut sebagai burung nasional Indonesia. Elang Jawa hidup di
sekitar Pulau Jawa dan menempati kawasan hutan. Elang Jawa adalah pemangsa
utama yang memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan dan fungsi dari
bioma hutan di Jawa.
Jalak
Bali
Populasi dari Jalak
Bali (Leucopsar rothschildi) sedang dalam bahaya. Selain Elang Jawa,
Jalak Bali adalah juga salah satu dari sekian burung terlangka di dunia. Burung
yang pertama kali diteliti oleh Walter Rothschild pada tahun 1912 ini juga
relatif baru dalam ilmu pengetahuan. Jalak Bali dewasa memiliki ciri-ciri sayap
putih dengan garis hitam, ekor tipis dan daerah biru di sekitar matanya. Hewan
asli pulau Bali ini memiliki habitat asli di sepanjang hutan barat laut dengan
mendiami hutan monsun dan akasia.
Anoa
Pegunungan
Anoa pegunungan (Bubalus
quarlesi) adalah hewan yg terancam punah berikutnya. Walaupun masih
merupakan kerabat dari sapi liar, namun ukuran tubuh anoa terbilang kecil dan
seukuran dengan tubuh rusa. Hewan asli indonesia ini hanya hidup di Sulawesi dan
pulau di dekat Pulau Buton. Sifat hewan ini yang pemalu dan jarang terekspos
membuat informasi yang didapat sangat sedikit. Beberapa informasi yang di dapat
antara lain hewan ini diketahui hidup di ketinggian antara 500 hingga 2000
meter, mendiami wilayah hutan lebat dengan tumbuhan beragam, serta ada pula
yang menyebutkan bahwa mereka hidup di kawasan hutan yang relatif terbuka
dengan sumber air.
Kuskus
Kuskus (Ailurops ursinus)
atau biasa juga disebut Kuse merupakan hewan marsupilia (berkantung) khas
Sulawesi. Hewan ini terbilang mungil dengan panjang badan 56 cm, panjang ekor
54 cm, dan berat sekitar 5-8 kg. uniknya, Kuse memiliki ekor prehensil yang
dapat memegang dan digunakan untuk membantu pegangan saat hewan ini memanjat
pohon. Hewan ini sudah sangat langka populasinya. Survei yang dilakukan WCS
tahun 1999 di sekitar hutan lindung di Sulawesi, menemukan bahwa hanya sekitar
tujuh kali hewan ini terlihat di sepanjang 491 km jalur transek.
Maleo
Maleo (Macrocephalon maleo)
adalah burung dengan penampilan mencolok berciri khas kurus, gelap pada mahkota
pelindung kepala, wajah berwarna kekuningan, paha hitam, dan perut putih,
dengan warna merah muda pada dada. Habitat asli hewan ini adalah di Pulau
Sulawesi dan Pulau Buton. Burung unik ini jarang ribut dan lebih suka diam,
tapi ketika sedang menjaga sarangnya atau berkelahi, burung ini dapat
mengeluarkan suara yang sangat keras.
Bangau
Hitam
Bangau hitam atau bangau tongtong memiliki
habitat asli di wilayah Asia, khususnya India, Indo Cina, Myanmar, Hong Kong,
Filipina, dan Indonesia kecuali Irian dan Maluku. Selain itu mereka juga mulai
menyebar ke Afrika. Burung ini biasanya hidup di daerah rawa, sungai, hutan
bakau, sawah, dan hutan terbuka. Tubuhnya berwarna hitam, kecuali leher dan
perut bagian bawah berwarna putih dengan panjang tubuh yang dapat mencapai 91
cm.
Uniknya, spesies bangau ini merupakan satu-satunya yang
tidak melebarkan kaki dan sayap pada saat terbang. Gaya kehidupannya pun
beragam. Bangau tongtong bisa hidup menyendiri, berpasangan, atau berkelompok.
Badak
Jawa
Badak jawa
adalah hewan asli Indonesia dengan status “sangat terancam.” Badak Jawa
merupakan satu dari sekian mamalia besar paling langka di muka bumi. Panjang
badan dari Badak Jawa dapat mencapai 2-4 m, dengan tinggi sekitar 170 cm.
Selain itu berat dari hewan ini sangat luar biasa, mampu sekitar 900 hingga
2.300 kg atau 2 ton lebih. Badak Jawa memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu,
bercula satu, serta tubuh “berjubah” tebal. Badak Jawa dapat ditemukan di Taman
Nasional Ujung Kulon, Banten.
Hiu
karpet berbintik
Hiu Karpet Berbintik
(Hemiscyllium freycineti) memiliki pola kulit yang indah. Hewan eksotis ini warnanya
sangat mirip dengan macan tutul dari Afrika yang ciri khasnya memiliki
totol-totol coklat heksagonal yang bagian tengahnya berwarna pucat.
Bintik-bintik kecil gelap menutupi moncong, dan yang lebih besar terletak tepat
di belakang sirip. Hewan ini hidup di habitat air dangkal di sekitar terumbu
karang, pasir, dan rumput laut yang lebat. Jika anda ingin melihat hewan unik
ini, anda dapat pergi dan menyelam di daerah perairan Papua.
Babirusa
Sulawesi
Hewan dengan nama latin Babyrousa celebensis ini termasuk
dalam hewan yang rentan
kepunahannya. Babirusa Sulawesi
mendiami daerah sekitar semenanjung utara dan timur laut Sulawesi, dan dapt
juga ditemukan di bagian tengah, timur, tenggara Sulawesi. Hewan ini dapat
dengan mudah dikenali dari ciri-cirinya yaitu taring mencuat di moncongnya yang
merupakan perpanjangan dari gigi-giginya. Hewan ini memiliki berat sekitar 600
kg dan biasanya menyukai tempat-tempat berlumpur seperti di kawasan hutan
hujan.
Alap
Alap Capung
Dinamai alap-alap
capung karena tubuh kecilnya yang bagaikan seekor capung. Alap-alap
capung dikenal sebagai burung predator terkecil di dunia. Burung ini memangsa
hewan-hewan kecil seperti reptil. Burung ini memiliki ciri-ciri bertubuh kecil
dengan ukuran 15 cm dan berat 35 gram, berdarah panas, paruh tajam yang kecil,
serta seperti burung pada umumnya, berkembangbiak dengan bertelur. Burung ini
dapat ditemukan di kawasan Asia Tenggara.