Sunday, November 2, 2014

Biografi KH.A. Wahid Hasyim





Biografi Lengkap K.H.A. Wahid Hasyim - Kiai Haji Abdul Wahid Hasyim (lahir di Jombang, Jawa Timur, 1 Juni 1914 – meninggal di Cimahi, Jawa Barat, 19 April 1953 pada umur 38 tahun) adalah pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam kabinet pertama Indonesia. Ia adalah ayah dari presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid dan anak dari Hasyim Asy’arie, salah satu pahlawan nasional Indonesia. Wahid Hasjim dimakamkan di Tebuireng, Jombang.
Pada tahun 1939, NU menjadi anggota MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia), sebuah badan federasi partai dan ormas Islam di zaman pendudukan Belanda. Saat pendudukan Jepang yaitu tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1943 beliau ditunjuk menjadi Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menggantikan MIAI. Selaku pemimpin Masyumi beliau merintis pembentukan Barisan Hizbullah yang membantu perjuangan umat Islam mewujudkan kemerdekaan. Selain terlibat dalam gerakan politik, tahun 1944 beliau mendirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang pengasuhannya ditangani oleh KH. A. Kahar Muzakkir. Menjelang kemerdekaan tahun 1945 ia menjadi anggota BPUPKI dan PPKI.
Wahid Hasyim meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil di Kota Cimahi tanggal 19 April 1953.
K. H. A. Wahid Hasyim dengan segudang pemikiran tentang agama, negara, pendidikan, politik, kemasyarakatan, NU, dan pesantren, telah menjadi lapisan sejarah ke-Islaman dan ke-Indonesiaan yang tidak dapat tergantikan oleh siapapun. Untuk memperingati satu abad kelahiran K. H. A. Wahid Hasyim, diadakan serangkaian acara di beberapa kota di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Rangkaian acara dimulai dengan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) mengenai Wahid Hasyim yang diikuti 260 makalah dari kategori santri/pelajar dan mahasiswa/umum dan akan diakhiri dengan seminar nasional mengenai pemikiran politik Wahid Hasyim pada 25 Juni 2011.
Acara yang digagas oleh Keluarga Besar K. H. A. Wahid Hasyim ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan mengangkat pemikiran – pemikiran K. H. A. Wahid Hasyim tentang pembaharuan Islam Indonesia.
“Sebagaimana pahlawan bangsa lainnya, kita harus menghormati dan mengangkat nilai perjuangannya. Demikian juga untuk Kiai Wahid, karena ada nilai kejuangan dan peran menonjol dari dirinya untuk kemerdekaan, sebagai tokoh brilian yang progresif bahkan memberi nilai baru pada Departemen Agama.” Ungkap Ketua Umum Panitia Pelaksana Satu Abad K. H. A. Wahid Hasyim, Aisyah Hamid Baidlowi.

No comments:

Post a Comment